SOLOPOS.COM - Ilustrasi anjing gila penyebar rabies (modernguidetohealth.com)

Solopos.com, SEMARANG — Satu dari sekian banyak anjing yang diangkut truk dan hendak dijual ke wilayah Soloraya kembali mengalami kematian. Satu ekor anjing yang mati itu diduga karena penyakit rabies.

Kepala Bidang (Kabid) Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Provinsi Jawa Tengah (Jateng), Irna Kartikawati, membenarkan terkait informasi tersebut. Ia mengatakan bangkai anjing yang mati itu bakal dikirim ke Balai Besar Veteriner di Wates, Kulonprogo, Yogyakarta, untuk segera diautopsi.

Promosi BRI Kembali Gelar Program Pemberdayaan Desa Melalui Program Desa BRILiaN 2024

“Benar [mati lagi satu ekor] diduga rabies. Tadi barusan rapat bersama. Kita tunggu saja hasilnya ya,” kata Irna kepada Solopos.com, Jumat (12/1/2024) sore.

Anjing yang mati ini merupakan satu dari ratusan anjing yang hendak diperdagangkan di Soloraya. Namun, sebelum sampai ke Soloraya, truk yang mengangkut ratusan anjing itu diberhentikan aparat Polrestabes Semarang di GT Kalikangkung, Sabtu (6/1/2024). Total ada 226 anjing yang diamankan aparat Polrestabes Semarang. Dari ratusan anjing itu 12 ekor di antaranya mati pada Senin (8/1/2024).

Dengan bertambahnya anjing yang mati itu, berarti ada 13 ekor anjing yang mengalami kematian. Kendati demikan, Irma belum bisa menjelaskan penyebab kematian belasan anjing itu.

Ia hanya meminta masyarakat tetap tenang dan jangan panik menyikapi kondisi tersebut. “Kita tunggu saja [hasil pemeriksaan lengkap]. Perkiraan bisa sepekan hingga dua pekan pemeriksaan,” ujarnya.

Selain ada satu anjing yang diduga mati rabies, imbuh Irna, pada rapat hari ini juga terungkap ada empat orang relawan yang menjadi korban cakaran dan gigitan anjing asal Jawa barat (Jabar) tersebut. Mereka berempat bakal segera mendapatkan vaksin lanjutan pasca-insiden.

“Informasinya ada empat [relawan yang terkena cakar dan gigitan anjing]. Nanti yang melaksanakan [teknis dan penyuntikan] Dinas Kesehatan [Dinkes] Kota Semarang,” bebernya.

Diisolasi

Kepala Balai Besar Veteriner Wates Jogja, drh Hendra Wibawa, meminta agar penanganan anjing yang sakit dapat dipisahkan. Ia juga mengingatakan agar para hewan yang kini sakit di penampungan harus diisolasi.

“Memang harus dipisahkan antara yang sehat dan yang sakit. Kalau ada yang sakit harus segera diisolasi. Kemudian diambil sempelnya. Yang mati 14 hari apakah ada perubahan perilaku kemudian diambil sampel untuk diuji. Apakah ada rabies atau tidak. Kalau untuk hewan dan petugas yang sehat harus divaksinasi,” terang Hendra.

Merujuk Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI hingga April 2023 menyebut hanya 11 provinsi di Indonesia yang bebas dari rabies. Ke-11 provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, DKI Jakarta, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Papua Barat, Papua, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Pegunungan.

Sementara itu, 26 provinsi lainnya merupakan wilayah endemik rabies, termasuk Jawa Barat yang menjadi pemasok utama anjing untuk dikonsumsi ke Soloraya. Rabies ini merupakan tantangan besar bagi sektor kesehatan di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya