SOLOPOS.COM - Balai Bahasa Jateng menggelar Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023 di Hotel Patra Semarang selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu, (24-26/11/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SEMARANG — Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) 2023 di Hotel Patra Semarang selama tiga hari, mulai Jumat hingga Minggu, (24-26/11/2023). Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program Merdeka Belajar Episode ke-17 Revitalisasi Bahasa Daerah (MB-RBD).

FTBI Tingkat Jawa Tengah 2023 diikuti oleh 560 siswa dari 35 kabupaten/kota. Mereka terdiri atas 280 siswa sekolah dasar (SD) dan 280 siswa sekolah menengah pertama (SMP).

Promosi BRI Borong 12 Penghargaan 13th Infobank-Isentia Digital Brand Recognition 2024

Kepala Balai Bahasa Provinsi Jateng, Syarifuddin, mengatakan FTBI ini merupakan puncak apresiasi program revitalisasi bahasa daerah di Jateng. Kegiatan ini bertujuan untuk menanamkan budi pekerti dan melestarikan bahasa daerah.

“Selain berkompetisi, diharapkan anak-anak juga dapat bersosialisasi, bersilaturahmi, bergembira, dan bangga menggunakan bahasa daerahnya,” kata Syarifuddin dalam rilis yang diterima Solopos.com, Sabtu (25/11/2023).

FTBI 2023 memperlombakan empat mata lomba, yaitu:

  1. Menulis dan membaca aksara Jawa
  2. Berpidato dalam bahasa Jawa
  3. Mendongeng dengan bahasa Jawa
  4. Menulis cerita cekak (cerkak)

Pada setiap mata lomba, terdapat kategori putra dan putri. Acara pembukaan FTBI 2023 dihadiri oleh ratusan guru pendamping, orang tua dan keluarga, serta pejabat dan staf dari Dinas Pendidikan.

Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Iwa Lukmana, mengatakan FTBI ini digelar untuk penguatan bahasa daerah di tiap-tiap wilayah dan juga bahasa nasional, yakni bahasa Indonesia.

“Revitalisasi bahasa daerah ini semakin lama semakin berkembang dan semakin banyak provinsi yang melaksanakan program ini karena dampaknya bermanfaat bagi masyarakat,” ujar Iwa.

Revitalisasi bahasa daerah harus terus ada. Di Indonesia, ada 718 bahasa daerah yang kondisinya sebagian besar menurun.

“Kondisi bahasa daerah tidak ada yang aman. Namun, bahasa Jawa, Sunda, Bali, dan Madura relatif aman. Yang kurang aman itu daerah timur. Semakin ke timur, semakin kurang aman. Karena orangnya sedikit, tetapi bahasanya banyak,” tuturnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng, Uswatun Hasanah, saat membacakan sambutan Pj. Gubernur Jateng, Nana Sudjana, menyatakan apresiasi atas penyelenggaraan FTBI 2023 ini.

“Bahasa daerah menjadi bagian dari pendidikan budi pekerti. Kita apresiasi kegiatan ini yang merupakan kegiatan berjenjang dan sangat bermanfaat. Nanti ketika Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) dari SD mau masuk ke jenjang SMP ataupun SMP masuk ke jenjang SMA akan digunakan,” jelasnya.

Uswatun menjelaskan saat ini terjadi banyak kekerasan di satuan pendidikan. Salah satu cara menguranginya adalah melalui pendidikan budi pekerti guna mencegah kekerasan dan bisa melalui bahasa daerah.

“Bahasa Jawa menjadi salah satu bagian dari pendidikan budi pekerti. Bahasa daerah bukan hanya tataran retorika, tetapi ada perilaku-perilaku kedaerahan yang menjadi local wisdom,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya