SOLOPOS.COM - Petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang melakukan penanganan darurat dengan memasang terpal di lokasi tanah longsor di Jalan Karonsih Timur Raya 4 RT07/RW 05, Ngaliyan, Semarang, Kamis (25/1/2024). (Solopos.com-Antara/BPBD Kota Semarang)

Solopos.com, SEMARANG — Sebuah pos keamanan lingkungan atau poskamling di wilayah Ngaliyan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), diterjang tanah longsor. Tak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun fasilitas umum itu mengalami kerusakan cukup parah.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P. Martanto, mengatakan peristiwa tanah longsor terjadi pada pukul 06.30 WIB, Kamis (26/1/2024), dengan ketinggian tanah yang ambrol sekitar 3 meter. Namun pada pukul 09.00 WIB, longsor kembali terjadi dengan ketinggian yang sama dan pada pukul 14.00 WIB, longsor kembali terjadi dengan ketinggian 3 meter dan panjang 2 meter.

Promosi Jelang Lebaran, BRI Imbau Nasabah Tetap Waspada Modus Penipuan Online

Endro menambahkan dugaan penyebab tanah longsor tersebut karena hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut, dan menimpa fasilitas umum, yakni poskamling dan sebagian kecil rumah warga. “Jadi, penanganan darurat sudah dilakukan BPBD dengan pemasangan terpal. Kemudian, kami koordinasikan dengan DPU [Dinas Pekerjaan Umum] yang nanti akan segera mengirimkan alat berat, back hoe,” katanya.

Nantinya, kata Endro, DPU akan mengirimkan alat berat untuk membantu membersihkan sisa-sisa material longsor yang menutup saluran dan jalan, tepatnya di Jalan Karonsih Timur Raya 4 RT07/RW 05, Ngaliyan.

“Kerusakan sementara terdata adalah kerusakan materiil, yakni poskamling dan bangunan warga sedikit. Sedangkan korban jiwa nihil,” katanya.

Bencana tanah longsor sebelumnya dilaporkan terjadi di beberapa wilayah, seperti di RT 003/RW 001 Kelurahan Tandang, RT 004/RW 004 Kelurahan Bulusan, Perumahan Mountain View RT 006/RW 002 Mangunharjo, Tembalang.

Sebelumnya, Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu juga mengingatkan kepada dinas-dinas terkait untuk menjaga tata kelola ruang dan memastikan saluran-saluran air berfungsi dengan baik seiring intensitas hujan yang tinggi.

“Kalau salurannya itu enggak bener, kan air ke mana-mana. Khususnya, di daerah rawan longsor atau di tebing, pada saat hujan air masuk, kemudian hujan lagi mengurai tanah akhirnya jadi longsor,” kata Ita, sapaan akrabnya.

Diakuinya, selama ini memang sudah ada pemetaan daerah rawan bencana di Kota Semarang, misalnya kawasan bawah menghadapi ancaman banjir. Sedangkan daerah atas yang memiliki kontur perbukitan rawan longsor.

“Memang kalau di Semarang bagian bawah risiko banjir, sementara di daerah atas, seperti Candisari kemudian Gajahmungkur itu ada potensi tanah longsor. Tapi, kami sudah siapkan skema penanganan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya