SOLOPOS.COM - Suasana Kenduri atau makan bersama warga dalam acara Grebeg Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023). (Solopos.com/Hawin Alaina)

Solopos.com, SALATIGA — Suasana guyub rukun dan antusias warga tampak terlihat jelas dalam acara Grebeg Kutowinangun Kidul, Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga, Jawa Tengah, Minggu (12/11/2023).

Acara yang dibalut dengan konsep kenduri atau makan bersama dan kirab budaya itu rutin diselenggarakan di Kelurahan Kutowinangun Kidul sebagai bentuk mengenang Johar Manik.

Promosi Waspada Penipuan Online, Simak Tips Aman Bertransaksi Perbankan saat Lebaran

Johar Manik merupakan panglima perang Pangeran Diponegoro yang semasa hidupnya pernah singgah di Kutowinangun Kidul. Jejak-jejak petilasan Panglima Johar Manik masih terawat dan masih dipertahankan oleh warga sekitar.

Kegiatan itu juga sekaligus bentuk menumbuhkan kembali nilai-nilai perjuangan kepada anak-anak untuk meneladani perjuangan Johar Manik bersama Pangeran Diponegoro.

Ketua DPRD Kota Salatiga, Dance Ishak Palit, berterima kasih kepada Disbudpar dan Kelurahan Kutowinangun Kidul telah menyelenggarakan acara ini sebagai pengingat akan nilai-nilai kebudayaan dan kepahlawanan yang dapat diajarkan kepada anak-anak.

“Dengan mengangkat narasi Johar Manik sebagai Panglima Diponegoro dalam grebeg ini, paling tidak warga-warga di sini, bahkan satu kota menjadi tahu nilai-nilai apa yang diberikan kepada kita semua yang menjadi bagian dari jati diri Kota Salatiga,” kata Dance.

Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi, berharap event seperti ini harus terlaksana setiap tahunnya untuk pelestarian budaya dan meningkatkan kreativitas masyarakat sekitar.

“Acara ini harus berlanjut setiap tahun dan pasti akan ada varian yang lebih bagus lagi. Ini kali kedua saya ikut Bu Lurah, pokoke luwih etes [pokonya lebih tanggap dan semangat],” ujar Sinoeng.

Menurutnya, kegiatan ini juga akan menumbuhkan nilai-nilai kearifan lokal untuk anak-anak. Hal itu bagus, sebab penanaman nilai budaya serta melestarikannya harus dilakukan sejak dini.

“Inilah cara-cara kita di sekolahan, pelajaran bahasa daerah bukan mengenalkan tutur bahasa tetapi juga tembang-tembang Jawa. Ini related sekali dengan apa yang disampaikan oleh Pak Dance Ishak Palit tadi, nguri-nguri kebudayan,” tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya