SOLOPOS.COM - Ilustrasi petani menggunakan mesin pompa air. (dok.Solopos)

Solopos.com, SEMARANGCuaca panas yang tak kunjung usai membuat para petani di Jawa Tengah (Jateng) mengeluarkan biaya produksi lebih besar guna menjaga padi tetap berisi. Pembengkakan biaya produksi itu bahkan bisa mencapai 30 persen.

Naiknya biaya produksi tersebut karena mengeringnya saluran irigasi akibat musim kemarau. Bahkan, di sejumlah daerah ada yang rusak hingga mengalami pendangkalan yang cukup parah.

Promosi Jangkau Level Grassroot, Pembiayaan Makro & Ultra Mikro BRI Capai Rp622,6 T

Akibatnya para petani harus mencari solusi lain agar sawahnya tetap mendapatkan air yang cukup. Salah satunya dengan menyewa pompa air dan membeli bahan bakarnya.

Ketua Rumah Petani Nelayan Nusantara Jawa Tengah, Riyono, membenarkan adanya peningkatan biaya produksi untuk pemenuhan kebutuhan air bagi tanaman padi. Pada musim kemarau ini, saluran irigasi primer atau sungai tak bisa sepenuhya diandalkan untuk kebutuhan pengarian tanaman padi.

“Kemarau panjang bikin susah cari air karena sumber airnya terbatas. Pompa air juga sudah dimaksimalkan tapi masih belum cukup. Jadi ada pembengkakan biaya produksi,” ungkap Riyono kepada Solopos.com, Rabu (4/10/2023).

Pembengkakan itu terjadi karena petani harus merogoh kocek lebih untuk menambah pemenuhan kebutuhan air. Belum lagi pemenuhan pupuk, benih padi, hingga obat pembasmi hama untuk menjaga kualitas tanaman padi tetap berisi.

“Jadi ada yang menambah pompa air sampai beli air. Perbandinganya bisa sampai 20-30 persen naiknya [biaya produksi]. Makin luas lahanya, makin besar. Misal per 1 hektarnya, kalau tidak kemarau itu hanya Rp3-4 juta. Tapi sekarang [musim kemarau] sedikitnya Rp6 juta,” terangnya.

Di musim kemarau ini tak ada peningkatan terkiat hama tikus. Hal itu masih seperti musim sebelumnya. Namun untuk kebutuhan air memang mendapat perhatian tersendiri bagi kalangan petani.

“Hama tikus ada tapi normal. Masih bisa diatasi. Tapi air ini yang paling sulit,” akunya.

Riyono pun berharap ada uluran tangan dari pemangku kebijakan di tiap kabupaten/kota. Sebab, musim kemarau yang diprediksi belum berakhir ini semakin menambah momok bagi para petani.

“Tolong kabupaten/kota, petani yang kesulitan air bisa dibantu. Kalau Dinas Pertanian punya pompa diesel, bantulah agar biayanya tak semakin besar,” harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya