SOLOPOS.COM - Perajin rumah arwah di Pecinan Semarang, Ong Hok Bio, saat menunjukkan hasil karyanya di tempat kerjanya, beberapa hari lalu. (Solopos.com-Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG — Kisah unik nan menarik mewarnai perjalanan karier Ong Bio Hok, 75, sebagai seorang perajin rumah arwah di kawasan Pecinan, Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng). Tak hanya mendapat pesanan miniatur rumah berbentuk gedung bertingkat, Ong Bio Hok juga kerap mendapat pesanan yang unik, seperti miniatur minimarket hingga ruang karaoke.

Ong Bio Hok merupakan satu-satunya perajin rumah arwah di Pecinan, Kota Semarang. Rumah arwah selama ini kerap digunakan warga keturunan Tionghoa sebagai sarana sembahyang untuk mendoakaan kerabat maupun sanak keluarga yang sudah meninggal. Ada kepercayaan di kalangan masyarakat keturunan Tionghoa jika roh yang tidak dibuatkan rumah arwah, maka arwahnya akan tersesat.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

Ong Bin Hok mengaku saat ini tengah mengerjakan miniatur rumah yang dominan dengan corak warna kuning. Tak hanya mengerjakan miniatur rumah saja, ia juga diminta membuat orang-orangan di depan miniatur rumah itu. Hok menyebut orang-orangan itu merupakan replika pembantu yang diminta khusus oleh si pemesan.

“Kalau ini masih dikerjakan, lumayan besar. Ini miniatur orang di depan itu pembantu. Lalu di dalamnya ada sofa dan perkakasnya,” ujar Ong Bin Hok saat dijumpai Solopos.com di tempat kerjanya, Rabu (3/1/2024).

Nantinya miniatur rumah arwah itu akan dibakar oleh keluarga sang pemesan pada 40 hari sepeninggalan kerabat yang meninggal. Rumah arwah itu konon digunakan sebagai tempat tinggal para arwah di alam baka sana.

Ong Hok Bin mengaku selama puluhan tahun menggeluti bisnis pembuatan rumah arwah kerap mendapat pesanan yang unik-unik. Ia tak hanya kerap menerima pesanan rumah dengan dua lantai lengkap dengan miniatur mobil. Pria berusia 75 tahun itu juga pernah mendapat pesanan miniatur rumah lengkap dengan minimarket dan ruang karaoke.

Meski demikian, Ong Bio Hok menyebut jika rumah arwah yang dipesan tidak boleh sama dengan rumah asli yang ditinggali kerabat yang meninggal semasa hidup.

“Kalau aada yang request khusus, ada yang minta dikasih minimarket. Pernah ada yang minta ruang karaoke juga. Rumahnya juga ada miniatur perabotan hingga mobil. Tapi rumah arwah yang dipesan tidak boleh sama dengan rumah asli, khawatirnya ada banyak gangguan [di rumah asli],” tuturny.

Dalam pembuatannya, rumah arwah itu dibuat khusus dari dari kertas, bambu, dan lem gandum. Bahan-bahan itu selain mudah terbakar juga gampang melebur. Untuk harga, Ong Bio Hok pun mematok tarif mulai Rp2 juta hingga Rp10 juta, tergantung kerumitannya.

Ong Bio Hok mengaku meski saat ini menjadi satu-satunya perajin rumah arwah di Pecinan Semarang, ia kerap mendapat pesanan dari luar kota. Pesanan itu mulai dari Wonosobo, Purwokerto, Magelang, hingga Muntilan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya