Jateng
Sabtu, 6 Januari 2024 - 20:39 WIB

Lapor Disdikbud Jateng, Kepala SMA di Salatiga Bantah Ada Bullying ke Siswi

Imam Yuda Saputra  /  Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi stop bullying. (Freepik)

Solopos.com, SALATIGA — Kasus dugaan bullying atau perundungan terhadap seorang siswi SMA negeri di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), masih menjadi teka-teki. Hal itu dikarenakan adanya laporan yang berbeda yang didapat Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah V Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng terkait kasus tersebut.

Berdasarkan laporan tertulis yang diperoleh Solopos.com dari Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Disdikbud Jateng, Agung Wijayanto, Sabtu (6/1/2024), dilaporkan jika kepala sekolah telah melakukan kunjungan ke rumah siswi yang diduga mengalami bullying pada Kamis (4/1/2024). Dalam kunjungan itu, kepala sekolah juga bertemu dengan orang tua siswi tersebut.

Advertisement

Dari kunjungan itu, kepala sekolah pun menyatakan tidak ada tindakan bullying yang diterima siswi SMA negeri di Salatiga itu oleh teman-teman sekolahnya, baik berupa penarikan rok, pelepasan jilbab, hingga pemalakan uang Rp50.000.

Tak hanya itu, kepala sekolah juga mengaku telah meminta keterangan kepada wali kelas dan teman satu kelas siswi tersebut. Dari keterangan wali kelas dan teman sekelas itu, kepala sekolah pun melaporkan jika siswi yang mengaku menjadi korban bullying itu memiliki kepribadian yang introvert dan sulit berbaur dengan teman-temannya.

Laporan Kepolisian

Kepala sekolah juga mengaku sudah berkonsultasi dengan pihak kepolisian terkait kasus ini. Kepala sekolah juga mendapatkan informasi jika belum ada laporan secara resmi ke kepolisian terkait dugaan kasus bullying yang menimpa siswi SMA negeri di Salatiga tersebut.

Advertisement

Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah V Disdikbud Jateng, Agung Wijayanto, mengaku menemukan sesuatu yang janggal dari dugaan kasus bullying itu. Ia mendapatkan ada ketidaksesuaian antara informasi yang beredar di masyarakat dengan pengakuan kepala sekolah.

Oleh karenanya, pihaknya pun akan melakukan investigasi lanjutan mengenai dugaan kasus bullying yang menimpa siswi kelas X SMA negeri di Salatiga tersebut. “Sampai saat ini masih dugaan. Karena namanya bullying berarti harus ditemukan [bukti], kalau sebut korban berarti harus ada pelaku. Maka investigasi harus hati-hati. Harus ada bukti cukup. Maka, penanganannya harus persuasif, menjamin kesejahteraan dan psikologi,” ujar Agung.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswi SMA negeri di Salatiga diduga menjadi korban bullying atau perundungan hingga mengalami depresi dan hendak mengakhiri hidupnya. Hal itu disampaikan orang tua korban berinisial GS saat dijumpai Solopos.com di rumahnya, Jumat (5/1/2024).

Advertisement

GS bahkan menyebut anaknya mengaku mengalami stres dan berniat mengakhiri hidupnya karena mengalami bullying dari teman sekolah. Bullying itu berupa pemalakan, rem sepeda motor dilepas, hingga jilbab dilepas secara paksa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif