Jateng
Sabtu, 16 Maret 2024 - 12:08 WIB

PHRI Jateng: Banjir di Semarang Bikin Wisatawan Batalkan Pesanan Hotel

Adhik Kurniawan  /  Mariyana Ricky P.D  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wisatawan asal Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Ella dan Istikamah, tengah menunggu grabcar untuk pindah lokasi tempat wisata lantaran Kota Lama Semarang, Jawa Tengah, terendam banjir pada Kamis (14/3/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Cuaca ekstrem berupa hujan lebat yang melanda Provinsi Jawa Tengah (Jateng) hingga menyebabkan banjir besar, seperti di Kota Semarang, membuat pengusaha yang bergerak di bidang perhotelan mengalami rugi.

Padahal, Ramadan merupakan momen untuk meningkatkan okupansi hotel dengan berbagai event buka bersama (bukber).

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan Bagian Bidang Pemasaran dan Promosi Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Jateng, Noor Faiq. Ia mengatakan, bencana hidrometeorologi membuat para wisatawan atau pelancong enggan berwisata di Ibu Kota Jawa Tengah.

“Kalau di grafik perhotelan, Januari-Februari itu biasanya paling rendah dulu [okupansi hotel], terus akan naik menjelang Bulan Puasa, dan terus naik sampai Lebaran. Tapi ini kebetulan cuaca ekstrem dan banjir momen-nya pas ya, saat puasa. Maka tentu sangat terasa [dampaknya]. Karena kalau cancel kan, alasannya force majeure (keadaan mendesak), jadi bukan kesalahan klien. Sebab cuaca, bencana, tidak bisa prediksi,” kata Noor seusai focus group discusion (FGD) bertajuk Prospek Pengembangan Kuliner Organik sebagai Produk Unggulan Pariwisata Jawa Tengah di Kantor DPD Jateng, Jumat (15/3/2024).

Advertisement

“Kalau di grafik perhotelan, Januari-Februari itu biasanya paling rendah dulu [okupansi hotel], terus akan naik menjelang Bulan Puasa, dan terus naik sampai Lebaran. Tapi ini kebetulan cuaca ekstrem dan banjir momen-nya pas ya, saat puasa. Maka tentu sangat terasa [dampaknya]. Karena kalau cancel kan, alasannya force majeure (keadaan mendesak), jadi bukan kesalahan klien. Sebab cuaca, bencana, tidak bisa prediksi,” kata Noor seusai focus group discusion (FGD) bertajuk Prospek Pengembangan Kuliner Organik sebagai Produk Unggulan Pariwisata Jawa Tengah di Kantor DPD Jateng, Jumat (15/3/2024).

Oleh sebab itu, terang Noor, dampak yang dirasakan para pengusaha hotel saat ini adalah event-event bukber yang telah disiapkan oleh sejumlah hotel menjadi sepi pemesan hingga batal digelar.

Selain itu, para pelancong juga memilih tak memperpanjang kamar hotel hingga membatalkan pesanan kamar hotel lantaran Kota Semarang dan sekitarnya masih dilanda banjir hebat.

Advertisement

Lebih jauh, okupansi hotel di Jateng, khususnya kabupaten/kota yang terdampak juga belum alami kenaikan hingga bulan ketiga 2024 ini.

Bahkan, para pengusaha hotel itu hanya bisa mengandalkan event dari pemerintah untuk mempertahankan keterisian kamar hotelnya.

“Kisaran okupansi saat ini hanya di angka 30 persen. Dan itu hanya dari asosiasi dan kedinasan. Tapi kalau nominal kerugian berapa per hari tak bisa kami sebutkan, karena tiap hotel, beda bintang beda harga kan. Namun kami berharap, banjir dan kondisi cuaca ekstrem ini bisa segera berakhir. Mudah-mudahan, Ramadan periode pekan ke-2 atau ke-3 sudah membaik. Agar okupansi atau buka paket puasa bisa dinikmati,” harapnya.

Advertisement

Terpisah, wisatawan asal Kota Banjarmasin, Provinsi Kalimantan Selatan, Ella dan Istikamah, mengaku gagal bersenang-senang menikmati keindahan Ibu Kota Jawa Tengah.

Padahal, kedua wanita usia 26 tahun itu sudah berencana keliling Kota Semarang selama tiga hari kedepan.

“Putar balik [ganti tempat] mending. Lah, banjir gini kondisinya. Padahal sudah di sini dari Rabu (13/3/2024). Tapi enggak bisa kemana-mana. Terus ini mau geser ke Jogja,” tutup Ella saat ditemui Solopos.com di Kota Lama Semarang, Kamis (14/3/2024).

Advertisement

Diberitakan sebelumnya, ojek online atau ojol silih berganti menjembut wisatawan di sejumlah hostel hingga hotel di Kawasan Kota Lama Semarang.

Para wisatawan itu memilih pulang atau ganti tujuan wisata lantaran Ibu Kota Jawa Tengah dikepung banjir setinggi 20-100 sentimeter (cm).

Bahkan di kawasan Kota Lama Semarang, banjir mencapai lutut orang dewasa hingga membuat para pelancong gagal bersenang-senang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif