SOLOPOS.COM - Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Abdul Hakam. (Solopos.com/Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang masih akan menyebarkan nyamuk ber-Wolbachia guna mencegah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD). Kecamatan Gunungpati menjadi sasaran penyebaran nyamuk ber-Wolbachia.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang, Mochamad Abdul Hakam, mengatakan nyamuk Wolbachia disebar di 16 kelurahan di Kecamatan Gunungpati. Di waktu sebelumnya, nyamuk itu sudah dilepasliarkan di Kecamatan Tembalang dan Banyumanik.

Promosi BRI Kantor Cabang Sukoharjo Salurkan CSR Senilai Lebih dari Rp1 Miliar

“Proses penyebaran pertama Wolbachia serentak 12 kelurahan di Kecamatan Tembalang mulai dilakukan 8 September 2023. Menyusul 23 Oktober 2023 di 11 Kelurahan di Kecamatan Banyumanik. Kemudian rilis di 16 kelurahan di Kecamatan Gunungpati pada 21 November 2023,” ujarnya, Kamis (24/11/2023).

Ia menjelaskan, teknologi Wolbachia ini merupakan teknologi yang dapat melumpuhkan virus dengue, zika, dan chikungunya dalam tubuh nyamuk Aedes aegypti. Tujuannya agar virus tersebut tidak dapat menular ke manusia.

“Cara kerjanya jika Aedes aegypti jantan ber-Wolbachia kawin dengan Aedes aegypti betina lokal tanpa Wolbachia maka virus pada nyamuk betina akan terblok. Selain itu, jika yang ber-Wolbachia itu nyamuk betina kawin dengan nyamuk jantan yang tidak ber-Wolbachia maka seluruh telurnya akan mengandung Wolbachia,” jelasnya.

Ia juga menyebut, efek pelepasanliaran nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia memang belum bisa langsung dirasakan. Namun setelah disebarkan, ternyata kasus DDB di Kecamatan Banyumanik dan Tembalang mengalami penurunan.

“Dampak penurunan kasus baru bisa dirasakan minimal satu tahun setelah proses implementasi selesai. Namun gambaran kasus DBD di Kecamatan Tembalang periode Januari sampai September cenderung mengalami penurunan di angka 51 kasus, dibandingkan tahun 2022 dengan periode yang sama terdapat 98 kasus. Hal yang sama juga terjadi di Kecamatan Banyumanik periode Januari sampai September, di mana penderita DBD ada di angka 83 di tahun 2022 namun dalam periode yang sama turun menjadi 29 kasus di tahun 2023,” imbuh Hakam.

Meski begitu, Hakam meminta masyarakat tetap melakukan pemberantasan jentik nyamuk atau yang akrab dikenal dengan singkatan PJN dan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) di lingkungan rumah secara rutin dua kali sepekan untuk mencegah demam berdarah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya