SOLOPOS.COM - Jalan Muktiharjo Lor, Kecamatan Genuk, tergenang banjir alibat hujan deras yang turun pada Selasa (14/11/2023) malam. (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), telah memetakan daerah rawan banjir saat musim hujan. Tercatat, ada tiga kecamatan di Kota Semarang yang masuk dalam kategori risiko rawan bencana banjir.

Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P. Martanto, mengatakan tiga kecamatan itu yakni Genuk, Semarang Utara, dan Tugu. Tiga kecamatan tersebut dikategorikan rawan banjir karena pada 2022 lalu mengalami bencana banjir yang hebat.

Promosi Simak! 5 Tips Cerdas Sambut Mudik dan Lebaran Tahun Ini

“Kita konsentrasikan di wilayah ini [tiga kecamatan rawan] dulu. Bakal jadi skala perhatian lebih. Karena di Semarang Utara dan Genuk masuk aliran Sungai Babon, terus Tugu, Kali Sringin,” terang Endro kepada wartawan, Jumat (17/11/2023).

Selain tiga kecamatan itu, lanjut Endro, Kelurahan Meteseh di Kecamatan Tembalang juga tergolong daerah rawan banjir di Kota Semarang. Khususnya daerah Perumahan Dinar Indah yang pada tahun kemarin sudah beberapa kali dihantam banjir akibat jebolnya tanggul Sungai Pengkol.

Lebih jauh, untuk daerah Kaligawe dan Genuk Endro juga tak menampik bila daerah tersebut masuk kategori rawan. Namun ia berharap, peninggian jalan dan jembatan tol bisa turut mengurangi dampak banjir.

“Prediksi kita masih enggak beda jauh dengan daerah-daerah sebelumnya. Maka kita berharap di sana [Kaligawe dan Genuk] sudah mulai ada peninggian jalan, ada peninggian jembatan tol Kaligawe, mudah- mudah berpengaruh secara signifikan,” harapnya.

Mengenai upaya pengendalian banjir, BPBD Kota Semarang sudah berkoordinasi dengan Dinas pekerjaan Umum (DPU) dan Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) terkait optimalisasi sistem drainase dan pompa air. Pihaknya juga memaksimalkan fungsi Early Warning System (EWS) atau alat deteksi dini yang tersebar di 11 lokasi.

BPBD Kota Semarang juga mengajak masyarakat untuk kerja bakti membersihkan saluran di depan rumah untuk mengurangi dampak banjir. Hal ini agar saluran tidak tersumbat dan air bisa mengalir secara lancar.

“Kita mengingatkan masyarakat upaya paling mudah melihat kembali saluran di lingkungan masing-masing. Kalau ada penyumbatan dilakukan kerja bakti, ini langkah pencegahan,” pungkasnya.

Sementara itu, warga Kecamatan Genuk, Suyati, 49, mengamini bila daerahnya sering menjadi langganan banjir ketika musim hujan. Ia membeberkan jika banyak warga sekitar yang merasa waswas bila hujan yang turun tak kunjung reda

“Wah di sini biasa [banjir]. Hujan deras saja sudah pasti tergenang. Apalagi ini kalau sore kan sering hujan terus, waswas kadang,” tutup Suyati.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya