SOLOPOS.COM - Ilustrasi ajakan menghentikan bullying atau perundungan. (Freepik.com)

Solopos.com, SALATIGA — Kepala SMA negeri di Kota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), akhirnya angkat bicara terkait dugaan kasus bullying atau perundungan yang menimpa seorang siswi di instansi pendidikan yang dia pimpin. Ia mengatakan berdasarkan hasil penyelidikan terhadap kasus itu dipastikan jika kasus bullying itu tidak pernah terjadi.

Sebelumnya, SMA negeri yang terletak di Kecamatan Argomulyo, Kota Salatiga, itu diterpa isu tidak sedap terkait dugaan kasus perundungan yang dialami seorang siswi oleh teman-teman satu sekolahnya. Bahkan, orang tua siswi itu berani mengadu ke sejumlah awak media dan lembaga perlindungan anak terkait kasus itu.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Meski demikian, kasus itu akhirnya ditutup tanpa kejelasan terkait kebenaran siswi tersebut apakah menjadi korban bullying atau hanya rekaan. Hal itu menyusul keputusan orang tua yang memindahkan anaknya dari sekolah tersebut.

Selang dua pekan, Kepala SMA negeri di Salatiga itu pun akhirnya berani angkat bicara. Ia memastikan jika peristiwa bullying seperti yang diadukan orang tua siswi itu tidak pernah terjadi. Hal itu diketahui setelah pihak sekolah melakukan serangkaian penyelidikan dan juga home visit ke rumah siswi tersebut.

Dalam keterangan tertulis kepada Solopos.com, Kamis (25/1/2024), Kepala SMA berinisial TL mengaku dari hasil home visit dan investigasi tim pencegahan dan penanganan kekerasan (TPPK) diketahui jika tuduhan perundungan berupa pelepasan jilbab secara paksa, pemalakan, perusakan motor, dan penarikan rok, tidak terbukti. Hasil penyelidikan itu juga diklaim sudah obyektif dan bisa dipertanggunjawabkan.

“Kami koordinasi lintas sektoral antara Polsek Argomulyo, Polres Salatiga, Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) , Disdik (Dinas Pendidikan) Salatiga, Dewan pendidikan, Kesbangpol (Kesatuan Bangsa dan Politik) dan PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia),” aku TL.

Tak hanya melakukan home visit dan investigasi, lanjut TL, mediasi antara sekolah dan keluarga korban juga sudah dilakukan Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani. Hasil mediasi itu juga disepakati persoalan dugaan perundungan telah selesai karena tidak ditemukan fakta terkait tuduhan tu.

Diberitakan sebelumnya, kasus dugaan perundungan atau bullying yang menimpa seorang siswi SMA negeri diKota Salatiga, Jawa Tengah (Jateng), berakhir penuh dengan tanda tanya. Hal itu menyusul ditutupnya kasus itu oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Jateng, tanpa diketahui kebenarannya.

“Hasil pertemuan kemarin dari Kasi [kepala seksi] maupun Kepala Bidang (Kabid) SMA Disdikbud Jateng dengan orang tua justru tidak sekali pun menyinggung soal bullying. Orang tua hanya mengajukan pengunduran diri [siswi] dan mutasi ke sekolah lain. Dan mutasi itu dasarnya juga bukan karena bullying,” ungkap Kepala Cabang Dinas (Cabdin) Pendidikan Wilayah V Disdikbud Jateng, Agung Wijayanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya