SOLOPOS.COM - Enam pemuda pelaku pengeroyokan yang menyebabkan korbannya meninggal dunia di Perumahan Emerald Indah saat dihadirkan di Mapolrestabes Semarang, Jumat (15/9/2023). (Solopos.com-Ria Aldila Putri)

Solopos.com, SEMARANG – Teka-teki terkait remaja yang meninggal saat menginap di rumah temannya di Perumahan Emerald Indah, Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, akhirnya terkuak. Remaja berinisial MAA, 18, itu ternyata meninggal dunia akibat menjadi korban penganiayaan atau pengeroyokan oleh teman-temannya.

Total ada enam pelaku yang menganiaya korban hingga menyebabkan kematian. Keenam pelaku itu telah diringkus aparat Satreskrim Polrestabes Semarang di rumahnya masing-masing, Kamis (14/9/2023).

Promosi Siasat BRI Hadapi Ketidakpastian Ekonomi dan Geopolitik Global

Keenam pelaku itu yakni Agung Rahmanto, 26; Mika Faqih Aryaputra, 19; Plateu Malik Kusuma, 21; Haidar Saputra, 21; M. Haris Widitanto, 20; dan Bagus Putra Pratama; 19, selaku pemilik rumah tempat korban ditemukan meninggal dunia.

“Mereka [para pelaku] ditangkap di rumahnya masing-masing,” ujar Kanit Resmob Polrestabes Semarang, AKP Dionisius Yudi, saat menggelar jumpa pers di Mapolrestabes Semarang, Jumat (15/9/2023).

Diberitakan sebelumnya, korban MAA atau Muhmad Adit Anwar, 17, ditemukan meninggal dunia saat tidur di rumah temannya di Perumahan Emerald Indah, Meteseh, Kecamatan Tembalang, Kota Semarang, Kamis siang. Remaja itu meninggal dengan kondisi tubuh penuh luka lebam akibat pukulan benda tumpul.

Korban kali pertama ditemukan tidak bernyawa oleh pemilik rumah, Indriastuti, 38, saat hendak membangunkan korban untuk makan siang. Indriastuti mengaku korban merupakan teman anaknya, yang merupakan satu dari enam pelaku pengeroyokan.

Indriastuti jug mengaku jika korban kerap menginap di rumahnya dan sudah dianggap anak sendiri. Ia juga mengaku sempat melihat mata korban lebam akibat pukulan saat terakhir bertemu.

“Saya tahu matanya bengkak. Saya tanya, ‘itu kenapa?’ Jawabnya, ‘Enggak apa-apa, tante.’ Ya udah, terus dia tidur, saya tinggal,” aku Indriastuti.

Indriastuti mengungkapkan korban datang bersama anaknya pada Kamis dini hari, sekitar pukul 03.00 WIB. Saat tiba di rumahnya, Indriastuti melihat ada luka lebam di mata korban. Namun saat ditanya, korban tidak mengaku dan mengatakan jika dirinya baik-baik saja.

Namun keesokan harinya, sekitar pukul 12.00 WIB, Indriastuti bermaksud membangunkan korban untuk makan siang. Akan tetapi, ia terkejut setelah mengetahui kondisi korban sudah tidaak bernyawa dalam posisi tidur di kasur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya