Jateng
Kamis, 29 Februari 2024 - 18:00 WIB

Waduh! Jumlah Golput di Semarang pada Pemilu 2024 Capai 185.950 Orang

Adhik Kurniawan  /  Imam Yuda Saputra  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu saat menghadiri Rapat Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024 di Ruang Lokakrida Lantai 8, Kamis (29/2/2024). (Solopos.com/Adhik Kurniawan).

Solopos.com, SEMARANG — Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang, Jawa Tengah (Jateng), menyebut tingkat partisipasi pemilih di wilayahnya pada Pemilu 2024 tergolong tinggi, yakni mencapai 85%. Kendati demikian, jumlah warga yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golput (golongan putih) juga cukup banyak, yakni mencapai 15%.

Berdasarkan data yang disampaikan Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, saat Rapat Rekapitulasi Hasil Perhitungan Perolehan Suara Pemilu 2024 di Ruang Lokakrida lantai kedelapan Balai Kota Semarang, Kamis (29/2/2024), dari total daftar pemilih tetap (DPT) Kota Semarang pada Pemilu 2024, sekitar 85% telah menyalurkan hak suaranya.

Advertisement

Sementara sekitar 15% atau 185.950 orang di Semarang memilih untuk tidak menggunakan hak pilih alias golput.

Ita, sapaan karib Wali Kota Semarang, mengaku sudah mengupayakan berbagai cara untuk meningkatkan partisipasi pemilih. Salah satu upaya itu diwujudkan melalui lomba tempat pemungutan suara (TPS) unik.

“Kita sudah dorong dengan lomba TPS unik, dan partisipasnyaa bisa mencapai 85%. TPS tempat saya mencoblos [TPS 23 Sumurboto, Banyumanik] juga bisa 100 persen. Nanti yang TPS partisipasi [pemilih] 100 persen akan diberi hadiah,” ujar Ita.

Advertisement

Sementara itu, Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Semarang, Henry Cassandra Goeltom, mengaku hasil rekapitulasi masih terus bergerak hingga kini. Oleh sebab itu, perincian mengenai kecamatan mana saja yang memiliki tingkat partisipasi tinggi belum bisa disampaikan.

“Itu [disampaikan Ita] kan secara global. Detail nanti setelah rekapitulasi, tapi dengan rata-rata 85% adalah hal positif. Patut diapresiasi karena demokrasi berjalan dengan baik,” nilai Henry.

Sementara mengenai penyebab 15% pemilih atau 185.950 orang yang tak datang ke TPS, Henry tak membocorkan alasannya. Ia hanya menegaskan jika keputusan datang ke TPS atau tidak merupakan sikap dari masing-masing individu.

Advertisement

“[15 persen tidak ikut partisipasi] ya karena itu hak mereka,” tutupnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif