SOLOPOS.COM - Ilustrasi angin puting beliung. (Freepik.com)

Solopos.com, CILACAP — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat Jawa Tengah (Jateng), terutama bagian selatan, untuk mewaspadai munculnya bencana angin puting beliung saat masa peralihan musim atau pancaroba dari musim hujan ke musim kemarau.

Menurut Kepala Kelompok Teknisi BMKG Stasiun Meteorologi Tunggul Wulung Cilacap, Teguh Wardoyo, sejumlah wilayah di Jateng bagian selatan, khususnya Cilacap dan sekitarnya, saat ini telah memasuki masa pancaroba atau peralihan.

Promosi BRI Perkuat Kolaborasi Strategis dengan Microsoft Dorong Inklusi Keuangan

“Jika dilihat dari pola angin, pola curah hujan, dan suhu udara, wilayah Jawa Tengah bagian selatan khususnya Kabupaten Cilacap dan sekitarnya saat sekarang telah memasuki masa pancaroba atau peralihan,” katanya, Senin (1/4/2024).

Ia mengatakan berdasarkan pantauan cuaca di wilayah Cilacap dan sekitarnya, cuaca dalam empat hari terakhir masih terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang. Hujan itu turut disertai petir dengan waktu kejadian di wilayah pesisir pada malam dan pagi hari.

Akan tetapi di wilayah yang lebih ke utara atau jauh dari pesisir, kata dia, kecenderungan hujan terjadi pada siang hingga sore hari yang kadang disertai petir. “Arah angin bervariasi, terpantau lambat laun arah angin beralih dari semula angin baratan berubah arah menjadi dari arah tenggara hingga dari arah selatan,” katanya.

Menurut dia, suhu udara maksimum selama bulan Maret 2024 masih relatif panas dan tercatat sempat mencapai 35 derajat Celcius pada 22 Maret.

Lebih lanjut, dia mengatakan ada beberapa hal yang perlu diwaspadai terkait dengan cuaca pada masa peralihan musim, yakni kejadian hujan lebat durasi singkat, petir, dan angin kencang, atau kombinasi dari ketiga hal tersebut seperti hujan lebat disertai petir, hujan lebat disertai angin kencang atau puting beliung, serta hujan lebat disertai petir dan angin kencang.

“Faktor yang paling dominan mempengaruhi hal tersebut adalah adanya awan Cumulonimbus atau Cb. Walaupun tidak semua awan Cumulonimbus berpengaruh,” katanya menjelaskan.

Ia memprakirakan masa transisi di Jateng selatan khususnya Cilacap dan sekitarnya akan berlangsung hingga bulan Mei. Selanjutnya pada dasarian atau 10 hari pertama bulan Mei hingga dasarian kedua bulaan Juni, akan memasuki musim kemarau.

“Puncak musim kemarau diprakirakan terjadi pada bulan Juli 2024. Sedangkan prakiraan sifat musim kemarau adalah normal hingga bawah normal,” kata Teguh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya