SOLOPOS.COM - Sejumlah perwira Polres Wonosobo, Jawa Tengah, diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk menjadi inspektur upacara guna mencegah aksi perundungan dan kekerasan. (Polres Wonosobo)

Solopos.com, WONOSOBO-Sejumlah perwira Polres Wonosobo, Jawa Tengah, diterjunkan ke sekolah-sekolah untuk menjadi inspektur upacara guna mencegah aksi perundungan dan kekerasan.

“Langkah ini diambil untuk meningkatkan kesadaran tentang pentingnya menjaga lingkungan sekolah yang aman dan bebas dari tindakan kekerasan,” kata Kepala Satuan Binmas Polres Wonosobo, AKP Bambang, di Wonosobo, Senin (2/10/2023).

Promosi 796.000 Agen BRILink Siap Layani Kebutuhan Perbankan Nasabah saat Libur Lebaran

Ia menyampaikan hal tersebut seusai bertindak sebagai inspektur upacara di SMP Negeri 2 Wonosobo. Bambang menuturkan perundungan dan kekerasan di sekolah adalah perbuatan yang tidak dapat ditoleransi dan harus dihentikan.

“Kita harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan nyaman bagi semua orang. Perundungan dan kekerasan tidak hanya merugikan korban, tetapi juga seluruh komunitas sekolah,” katanya dikutip dari Antara pada Selasa (3/10/2023).

Untuk cegah perundungan, Polres Wonosobo menekankan pentingnya para siswa dan guru untuk berani melaporkan suatu insiden perundungan kepada pihak sekolah atau pihak berwenang.

Tidak hanya kepala Satuan Binmas, sejumlah perwira di antaranya Kepala Satuan Lantas, AKP Ginandra, juga bertindak sebagai inspektur upacara di SMK Negeri 1 Wonosobo.

Kemudian kepala Urusan Pembinaan Operasi Satlantas, kepala Unit Kecelakaan Lalu-lintas Satlantas, kepala Unit Registrasi Identifikasi Satlantas serta kepala Unit Kamsel Satlantas juga menjadi inspektur upacara di sejumlah sekolah yang lain.

Selain memberikan pesan kamtibmas, Polres Wonosobo juga memberikan informasi tentang cara melaporkan tindakan perundungan atau kekerasan yang mungkin terjadi di sekolah.

Ginandra berbicara tentang pentingnya saling menghormati dan mendukung satu sama lain di sekolah saat menjadi irup di SMKN 1 Wonosobo.

Ia menyoroti dampak negatif yang dapat timbul dari tindakan kekerasan, seperti depresi dan rendahnya prestasi belajar.

Kepala Polres Wonosobo, AKBP Eko Novan, menuturkan Polres Wonosobo berkomitmen untuk mendukung pendidikan yang aman dan tanpa tindak kekerasan atau perundungan di sekolah.

“Dengan melibatkan perwira polisi dalam kegiatan seperti ini, kami berharap dapat memberikan contoh yang baik dan menginspirasi para siswa untuk bertindak dengan bijak dan menghindari tindakan kekerasan,” katanya.

Menurut dia inisiatif seperti ini diharapkan dapat menjadi salah satu langkah konkret dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus perundungan dan kekerasan di sekolah-sekolah Wonosobo. Dengan kerja sama antara pihak sekolah, pihak berwenang, dan masyarakat, diharapkan lingkungan belajar yang aman dan positif dapat terwujud.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya