SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung penerimaan dalam bentuk dolar. (Freepik.com)
Solopos.com, BATANG-Realisasi nilai ekspor Kabupaten Batang, Jawa Tengah, hingga per Agustus 2023 mencapai angka US$79,02 juta atau naik sekitar 12,8 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya sebesar US$70,62 juta.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan UKM Kabupaten Batang Subiyanto di Batang, Senin (23/10/2023), mengatakan realisasi nilai ekspor pada 2023 memang terjadi peningkatan seiring dengan kondisi pasar global yang terus membaik.
“Semoga, realisasi nilai ekspor daerah ini bisa semakin terus meningkat agar pertumbuhan perekonomian juga semakin membaik,” katanya dikutip dari Antara pada Selasa (24/10/2023).
Ia mengatakan, beberapa produk asal Batang yang diekspor yaitu produk dari plywood, pakaian jadi, mainan anak, kopi, dan emping melinjo.
Adapun negara tujuan ekspor antara lain Amerika Serikat, Jepang, Australia, Inggris, Belgia, China, Bahrain, Jerman, Kanada, Belanda, Hong Kong, dan Taiwan.
“Saat ini ekspor masih lancar. Hanya, kegiatan ekspor masih melalui pihak asosiasi sehingga produk tidak langsung bisa diekspor dari perusahaan yang bersangkutan. Adapun produk andalan yang diekspor adalah produk dari kayu, pakaian, dan makanan ringan seperti emping,” katanya.
Subiyanto menyebutkan saat ini sebanyak 11 perusahaan yang telah mengantongi surat izin operasional mobilitas kegiatan industri sebagai bagian syarat melakukan kegiatan ekspor.
Sebelas perusahaan itu meliputi PT Sengon Indah Mas, PT Bahana Bumi Pala Persada, PT Cipta Alam Prima, PT Albasia Batang Sejahtera, PT Sahabat Utama Industri, PT Rima Profil, PT Biwel Mitra Niaga, Helmi Saleh Dans’un, PT Adn Wood Batang, PT Batang Alum Industri, PT Wan Ho Indonesia.
Menurut dia, Pemkab Batang terus mendorong para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dapat mengintegrasikan teknologi digital sebagai sarana memasarkan produk yang mereka hasilkan agar semakin menjangkau pasar ekspos.
Para pelaku usaha mikro kecil dan menengah, kata dia, memang harus mulai bisa beradaptasi agar usahanya tetap bertahan bahkan semakin berkembang dan mampu menembus pasar mancanegara.
“Pemasaran produk dan pengadaan barang pada zaman sekarang memang sudah berbasis elektronik. Jadi semua serba digital,” katanya.